Wednesday, August 26, 2015

Advertisement
Peresean - Tradisi unik dan extreme suku Sasak Lombok : Dalam rangka menyambut HUT-RI yang ke-70, Salah satu stasiun televisi lokal di Lombok mengadakan pertunjukan dan hiburan bagi masyarakat umum. Setelah mendengar informasi ini, Admin langsung memilih waktu yang tepat dan ada waktu luang untuk dapat menyaksikan pertunjukan yang cukup extreme ini. Acara ini berlangsung sekitar pukul setengah lima sore sampai menjelang tenggelamnya matahari, Ada banyak peserta yang mengikuti acara ini sebagai petarung yang biasa disebut dengan nama Pepadu. Musik gendang mulai ditabuh diiringi dengan dua orang dalang yang menggunakan bahasa asli khas Suku Sasak ( Nama asli suku yang ada di Lombok ), Agar suasana semakin meriah " Kalau dalam istilah bola, Dalang disini ibarat komentator yang dapat didengarkan oleh para penonton " Para pengunjung pun bersiap-siap mencari tempat terbaik untuk digunakan sebagai tempat menonton pertunjukan ini, Agar dapat menonton dengan leluasa dan terlihat dengan jelas.


Asal Muasal Peresean :

Peresean merupakan sebuah tradisi asli suku sasak yang mana merupakan sebuah budaya tradisional yang diwariskan secara turun temurun oleh nenk moyang suku Sasak sejak ratusan tahun yang lalu, Tepatnya sejak jaman kerajaan di pulau ini. Seni budaya tradisional ini adalah pertarungan antara dua orang laki-laki yang disebut Pepadu ( Petarung ) yang ditengahi oleh tiga orang juri, Dua orang juri pinggir yang memegang masing masing petarung sembari memberikan nasehat ketika tiap ronde berakhir. Sedangkan juri tengah memberi isyarat kapan pertarungan harus dimulai dan diakhiri, Peresean biasanya hanya berlangsung 5 ronde. namun kali ini hanya berlaku 4 ronde saja sesuai kesepakatan panitia pertandingan.

Pada jaman dahulu presean ini diadakan hanya pada saat musim kemarau, Peresean dipercaya sebagai media untuk memanggil datangnya hujan. Seiring perkambangan jaman yang semakin moderen dan maju, Akhirnya kini budaya tradisional ini semakin jarang diadakan. Biasanya hanya diadakan untuk menyambut datangnya hari-hari besar dan sambutan untuk tamu-tamu istimewa pemerintah daerah serta saat hendak promosi wisata untuk Lombok yang diadakan oleh dinas Pariwisata. Namun pertandingan kali ini diadakan oleh salah satu stasiun televisi Lokal yang ada di Nusa Tenggara barat.


Alat yang digunakan dalam Peresean untuk bertarung adalah Rotan ( Penjalin ) yang mana pada ujung rotan ditempelkan aspal dan beling yang ditumbuk halus dan ditempelkan pada ujungnya, Untuk melindungi diri masing masing Pepadu ( petarung ) membawa sebuah perisai yang dinamakan Ende. Ende terbuat dari kulit sapi atau kerbau. Petarung tidak diperbolehkan untuk menyerang bagian perut bawah hingga ujung kaki, Mereka diperbolehkan menyerang pundak dan kepala hingga mengeluarkan darah sekalipun. Jika salah satu petarung mengeluarkan darah di kepala maka secara otomatis dinyatakan kalah telak dari lawannya, Namun jika hingga ronde terakhir belum ada yang mengeluarkan darah dan masing-masing pepadu masih bertahan maka untuk menentukan siapa pemenangnya dapat ditentukan oleh juri pinggir.


Juri Pinggir dikenal dengan nama Pekembar, Pekembar adalah seseorang yang dapat menentukan para petarung yang memang ingin melakukan pertarungan. Peresean tidak pernah direncanakan terlebih dahulu, Namun dipilih langsung oleh Pekembar dari kerumunan penonton. Yang duduk di tempat paling depan dengan menggunakan sarung hitam dan dilengkapi dengan ikat kepala yang disebut dengan nama Sapuq berarti mereka sudah siap untuk bertarung, Pekembar memilih lawan tanding yang sesuai. Jika sudah ada yang cocok antara Pekembar dari masing-masing sudut, Dan yang akan bertanding juga berani terhadap lawan tandingnya maka Pekembar akan memukul Ende ( Prisai ) masing-masing sebagai tanda jadi. Dan pertandinganpun siap dilangsungkan


Selama pertarungan berlangsung, Biasanya di antara sekian banyak pertandingan ada saja di antara pepadu yang terluka di bagian kepala, wajah dan bagian dada mereka. Ada yang sampai berdarah darah, Pingsan, hingga lebam lebam di bagian berut ke atas. Itulah mengapa saya menyebut Presean ini sebagai budaya tradisional di pulau Lombok yang cukup unik dan extreme.

Jika anda tertarik untuk melihat secara langsung pertarungan yang sangat sportif ini, Silahkan coba datang di pertengahan bulan Februari atau satu minggu sebelum tradisi Bau Nyale dimulai, Tadisi Bau Nyale adalah tradisi unik dimana masyarakat berbondong bondong menangkap cacing laut yang diyakini sebagai perubahan dari Putri Mandalika yang menceburkan diri kelaut untuk mencegah pertumpahan darah. Namun saya akan menuliskan tentang tradisi ini pada artikel lain, Karena halaman ini khusus mengupas tentang Peresean.

Kenapa Presean itu Sportif ? Karena saat bertanding, Mereka bisa saja saling memukul sekeras tenaga tanpa belas kasihan hingga darah bercucuran di kepala musuh. Namun setelah juri menyatakan salah satu sebagai pemenang, Maka mereka akan berjabat tangan dan saling merangkul satu sama lain. Inilah yang membuat Peresean menjadi Tradisi unik namun extreme dan masih tetap exist hingga saat ini, Mungkin cukup disini tulisan admin kali ini. terus ikuti kami untuk mendapatkan artikel terbaru kami, Artikel yang berjudul : Presean - tradisi unik dan extreme Suku Sasak Lombok kali ini kami akhiri sampai disini. Semoga menambah pengetahuan anda tentang pulau Lombok, Sampai jumpa lagi di artikel2 kami yang lain.

0 comments:

Post a Comment

Lombok Transport :

Cari Hotel di Booking.com :

Booking.com

Cari hotel di Lombok ?

Popular Posts

Cari Tiket penerbangan anda :